Rabu, 30 September 2015

PENGGUNAAN EYD YANG BAIK DAN BENAR


Meski sudah lepas dari bangku sekolah atau kuliah, bukan berarti kita melupakan aturan ejaan dalam berbahasa. Karena apapun bidang pekerjaan yang kita pilih nantinya, tetap akan menuntut penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik dalam bahasa lisan maupun bahasa tulisan. Karena tak jarang saya melihat bahwa ada beberapa penulis, wartawan, pejabat-pejabat di pemerintahan ataupun di swasta, kurang menguasai EYD dengan baik dalam tulisan-tulisan atau surat-surat resmi mereka. 
Maka dari itu, saya merasa perlu untuk menuliskan pedoman umum penggunaan EYD yang merupakan dasar dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar.
 
Pemakaian Huruf

a)      Huruf Abjad
Huruf abjad yang terdapat di dalam bahasa Indonesia adalah :
A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, U, V, W, X, Y dan Z.
b)      Huruf Vokal
Huruf vokal yang terdapat di dalam bahasa Indonesia adalah :
A, I, U, E, O.
c)      Huruf Konsonan
Huruf konsonan yang terdapat di dalam bahasa Indonesia adalah :
A, B, C, D, F, G, H, I, J, K, L, M, N, P, Q, R, S, T, U, V, W, X, Y dan Z.
d)     Huruf Diftong
Didalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au dan oi.
e)      Gabungan Huruf Konsonan
Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang melambangkan konsonan,  yaitu:
KH, NG, NY, dan SY. Masing-masing melambangkan satu bunyi konsonan.

Pemenggalan Kata
            Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan dengan cara :
·         Jika di tengah kata ada vokal yang berurutan, pemenggalan itu dilakukan diantara kedua huruf vokal itu. Contoh: aula  menjadi au-la bukan a-u-l-a.
·         Jika di tengah kata ada konsonan termasuk gabungan huruf konsonan,  pemenggalan itu dilakukan sebelum huruf konsonan. Contoh: bapak  menjadi ba-pak.
·         Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan itu dilakukan diantara kedua huruf  itu. Contoh : mandi menjadi man-di.
·         Jika di tengah kata ada tiga buah huruf konsonan, pemenggalan itu dilakukan diantara huruf konsonan yang pertama dan kedua. Contoh : ultra  menjadi ul-tra.

Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring
a)      Huruf Kapital atau Huruf Besar
      Huruf Kapital dipakai sebagai huruf pertama pada awal kalimat, petikan langsung, ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan, nama gelar kehormatan, unsur nama jabatan, nama orang, nama bangsa, suku, tahun, bulan, nama geografi, dll.
b)      Huruf Miring
      Huruf Miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, surat kabar, yang dikutip dalam tulisan, nama ilmiah atau ungkapan asing, dan untuk menegaskan huruf, bagian kata, atau kelompok kata.

Penulisan Kata
a)     Kata Dasar, Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
b)    Kata Turunan, Kata turunan (imbuhan).
c)     Bentuk Ulang, Bentuk kata Ulang ditulis hanya dengan tanda hubung (-).
d)    Gabungan Kata, Gabungan kata yang dianggap senyawa ditulis serangkai.
e)     Kata Ganti ku, mu, kau dan nya, ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
f)      Kata Depan di, ke, dan dari, Kata depan di dan ke ditulis terpisah.
g)     Kata si dan sang, Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
h)    Partikel, Partikel per yang berarti tiap-tiap ditulis terpisah.

Singkatan dan Akronim
          Singkatan ialah bentuk istilah yang tulisannya di perpendek terdiri dari huruf awalnya saja, menanggalkan sebagian unsurnya atau lengkap menurut lisannya, Contoh : NKRI, cm,  lab.
    Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, suku kata, ataupun gabungan kombinasi huruf dan suku kata. Contoh : rudal ( peluru kendali ), tilang ( bukti pelanggaran )

Angka dan Lambang Bilangan
          Penulisan angka dan bilangan terdiri dari beberapa cara yaitu :
·         berasal dari satuan dasar sistem internasional, Contoh : arus listrik dituliskan A = ampere.
·         menyatakan tanda decimal, Contoh : 3,05 atau 3.05
.
Penulisan Unsur Serapan
          Penulisan unsur serapan pada umumnya mengadaptasi atau mengambil dari istilah bahasa asing yang sudah menjadi istilah dalam bahasa Indonesia. Contoh : president menjadi presiden.

Pemakaian Tanda Baca
          Pemakaian tanda baca terdiri dari tanda (.) , (,), (-), (;), (:), (”).

Pedoman Umum Pembentukan Istilah
          Pembentukan istilah asing yang sudah menjadi perbendaharaan kata dalam bahasa Indonesia mengikuti kaidah yang telah ditentukan, yaitu :
a)      Penyesuaian Ejaan.
Contoh : ae jika tidak bervariasi dengan e, tetap e, aerosol tetap aerosol.
b)      penyesuaian huruf gugus konsonan.
Contoh : flexible  menjadi fleksibel.
c)      penyesuaian akhiran.
Contoh : etalage  menjadi etalase.
d)     penyesuaian awalan.
Contoh : amputation  menjadi amputasi.

Gaya Bahasa
            Gaya bahasa ialah penggunaan kata kiasan dan perbandingan yang tepat untuk mengungkapkan perasaan atau pikiran dengan maksud tertentu. Gaya bahasa berguna untuk menimbulkan keindahan dalam karya sastra atau dalam berbicara. Gaya bahasa disebut juga majas.
a)      Gaya bahasa simbolik adalah gaya bahasa yang menggunakan perbandingan simbol benda, lambang, binatang atau tumbuhan.
Contoh : Lintah darat harus dibasmi ( Lintah darat adalah simbol pemeras, rentenir atau pemakan riba).
b)      Gaya bahasa hiperbola adalah gaya bahasa yang menyatakan sesuatu secara berlebihan.
Contoh : Tawanya menggelegar hingga membelah bumi.

REFERENSI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar