Generalisasi
Generalisasi
adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju
kesimpulan umum. Paragraf ini dimulai dengan memaparkan suatu hal yang khusus
dan kemudian disimpulkan pada bagian akhir paragaf.
Contoh
:
Tamara
Bleszynski adalah bintang iklan, dan ia berparas cantik.
Nia
Ramadhani adalah bintang iklan, dan ia berparas cantik.
Generalisasi:
Semua bintang sinetron berparas cantik.
Pernyataan
"semua bintang sinetron berparas cantik" hanya memiliki kebenaran
probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.
Contoh
kesalahannya:
Omas juga bintang iklan, tetapi tidak
berparas cantik.
Contoh
:
Buah
kelapa dapat dijadikan sebagai bahan makanan dan minuman yang segar. Tak hanya
buahnya, kayu pohon kelapa dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Sedangkan
pelapahnya dapat dijadikan sapu ijuk. Bahkan akarnya pun bisa dimanfaatkan
sebagai bahan bakar. Oleh karena itu pohon kelapa sangat bermanfaat bagi
kehidupan manusia.
Macam-macam generalisasi
Generalisasi
sempurna : Adalah generalisasi di mana seluruh fenomena yang menjadi dasar
penyimpulan diselidiki.
Contoh:
sensus penduduk
Generalisasi
tidak sempurna : Adalah generalisasi di mana kesimpulan diambil dari sebagian
fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh:
Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai celana pantalon.
Analogi
Paragraf
analogi adalah paragraf yang memaparkan suatu objek dengan menyamakannya dengan
objek lain yang memiliki kesamaan dalam hal tertentu. pola penyusunan paragraf
yang berisi perbandingan dua hal yang memiliki sifat sama. Pola ini berdasarkan
anggapan bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi maka akan ada
persamaan pula dalam bidang yang lain.
Contoh
:
Mendaki
ke puncak gunung harus memiliki persiapan dan bekal – bekal yang harus dibawa.
Jika tidak memiliki bekal atau persiapan, kita akan terjatuh dari atas. Hal ini
dikarenakan akan banyak halangan yang menghadang kita di depan, seperti
binatang buas, bukit terjal, ataupun cuaca yang tidak bershabat. Sekali saja
kita berbuat kesalahan, maka akibatnya akan sangat fatal. Begitu pula dengan
mencapai kesuksesan, ada banyak hal yang harus kita persiapkan terlebih dahulu
sebelum kita maju. Persiapan – persiapan tersebut, diantara lain mental, ilmu
dan doa. Tanpa persiapan itu semua, kesuksesan akan susah diraih. Oleh karena
itu, menggapai kesuksesan sama seperti menggapai puncak gunung karena perlu
mempersiapakan bekal untuk semua halangan yang menghadang di depan.
Hubungan Kausal
Hubungan
kausal adalah pola penyusunan paragraf dengan menggunakan fakta-fakta yang
memiliki pola hubungan sebab-akibat. Misalnya, jika hujan-hujanan, kita akan
sakit kepala atau Rini pergi ke dokter karena ia sakit kepala.
Ada
tiga pola hubungan kausalitas, yaitu sebab-akibat, akibat-sebab, dan
sebab-akibat 1 akibat 2.
Penalaran
ini berawal dari peristiwa yang merupakan sebab, kemudian sampai pada
kesimpulan sebagai akibatnya. Polanya adalah A mengakibatkan B.
Contoh:
Era
Reformasi tahun pertama dan tahun kedua ternyata membuahkan hasil yang
membesarkan hati. Pertanian, perdagangan, dan industri, dapat direhabilitasi
dan dikendalikan. Produksi nasional pun meningkat. Ekspor kayu dan naiknya
harga minyak bumi di pasaran dunia menghasilkan devisa bermiliar dolar AS bagi
kas negara. Dengan demikian, kedudukan rupiah menjadi kian mantap. Ekonomi
Indonesia semakin mantap sekarang ini. Oleh karena itu, tidak mengherankan
apabila mulai tahun ketiga Era Reformasi ini, Indonesia sudah sanggup menerima
pinjaman luar negeri dengan syarat yang kurang lunak untuk membiayai
pembangunan.
Hal
penting yang perlu kita perhatikan dalam membuat kesimpulan pola sebab-akibat
adalah kecermatan dalam menganalisis peristiwa atau faktor penyebab.
Dalam
pola ini kita memulai dengan peristiwa yang menjadi akibat. Peristiwa itu
kemudian kita analisis untuk mencari penyebabnya.
Contoh:
Kemarin
Badu tidak masuk kantor. Hari ini pun tidak. Pagi tadi istrinya pergi ke apotek
membeli obat. Karena itu, pasti Badu itu sedang sakit.
- Sebab-Akibat-1
Akibat-2 :
Suatu
penyebab dapat menimbulkan serangkaian akibat. Akibat pertama berubah menjadi
sebab yang menimbulkan akibat kedua. Demikian seterusnya hingga timbul
rangkaian beberapa akibat.
Contoh
:
Mulai
tanggal 17 Januari 2002, harga berbagai jenis minyak bumi dalam negeri naik.
Minyak tanah, premium, solar, dan lain-lain dinaikkan harganya. Hal ini karena
Pemerintah ingin mengurangi subsidi dengan harapan supaya ekonomi Indonesia
kembali berlangsung normal. Karena harga bahan bakar naik, sudah barang tentu
biaya angkutan pun akan naik pula. Jika biaya angkutan naik, harga
barang-barang pasti akan ikut naik karena biaya tambahan untuk transportasi
harus diperhitungkan. Naiknya harga barang-barang akan dirasakan berat oleh
rakyat. Oleh karena itu, kenaikan harga barang harus diimbangi dengan usaha
menaikkan pendapatan masyarakat.
REFERENSI
https://id.wikipedia.org/wiki/Paragraf
http://www.kelasindonesia.com/2015/05/pengertian-dan-contoh-paragraf-induksi-generalisasi-analogi-sebab-akibat-akibat-sebab.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Generalisasi