PENGERTIAN
TIPE TIPE KEPEPIMPINAN
Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan
adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya
dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan
adalah "melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan
pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang
ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.
Kebanyakan
orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimipin yang efektif mempunyai sifat
atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke
depan, daya persuasi, dan intensitas. Dan memang, apabila kita berpikir tentang
pemimpin yang heroik seperti Napoleon, Washington, Lincoln, Churcill, Sukarno,
Jenderal Sudirman, dan sebagainya kita harus mengakui bahwa sifat-sifat seperti
itu melekat pada diri mereka dan telah mereka manfaatkan untuk mencapai tujuan
yang mereka inginkan.
1. Pengertian
Kepemimpinan menurut Para Ahli :
·
Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam
Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi
orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut
untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan
kelompok.
·
Menurut Young (dalam Kartono, 2003)
Pengertian Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan
pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu
yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang
tepat bagi situasi yang khusus.
·
Moejiono (2002) memandang bahwa
leadership tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah, karena
pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya
dengan pengikutnya. Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist)
cenderung memandang leadership sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh
secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk membentuk kelompok sesuai dengan
keinginan pemimpin (Moejiono, 2002).
2. Kepemimpinan
Yang Efektif
Barangkali
pandangan pesimistis tentang keahlian-keahlian kepemimpinan ini telah
menyebabkan munculnya ratusan buku yang membahas kepemimpinan. Terdapat nasihat
tentang siapa yang harus ditiru (Attila the Hun), apa yang harus diraih
(kedamaian jiwa), apa yang harus dipelajari (kegagalan), apa yang harus
diperjuangkan (karisma), perlu tidaknya pendelegasian (kadang-kadang), perlu
tidaknya berkolaborasi (mungkin), pemimpin-pemimpin rahasia Amerika (wanita),
kualitas-kualitas pribadi dari kepemimpinan (integritas), bagaimana meraih
kredibilitas (bisa dipercaya), bagaimana menjadi pemimipin yang otentik
(temukan pemimpin dalam diri anda), dan sembilan hukum alam kepemimpinan
(jangan tanya). Terdapat lebih dari 3000 buku yang judulnya mengandung kata
pemimipin (leader). Bagaimana menjadi pemimpin yang efektif tidak perlu diulas
oleh sebuah buku. Guru manajeman terkenal, Peter Drucker, menjawabnya hanya
dengan beberapa kalimat: "pondasi dari kepemimpinan yang efektif adalah
berpikir berdasar misi organisasi, mendefinisikannya dan menegakkannya, secara
jelas dan nyata.
3. Kepemimpinan
Karismatik
Max
Weber, seorang sosiolog, adalah ilmuan pertama yang membahas kepemimpinan
karismatik. Lebih dari seabad yang lalu, ia mendefinisikan karisma (yang
berasal dari bahasa Yunani yang berarti "anugerah") sebagai
"suatu sifat tertentu dari seseorang, yang membedakan mereka dari orang
kebanyakan dan biasanya dipandang sebagai kemampuan atau kualitas supernatural,
manusia super, atau paling tidak daya-daya istimewa. Kemampuan-kemampuan ini
tidak dimiliki oleh orang biasa, tetapi dianggap sebagai kekuatan yang
bersumber dari yang Ilahi, dan berdasarkan hal ini seseorang kemudian dianggap
sebagai seorang pemimpin.
4. Kepemimpinan
Transformasional
Kepemiminan
merupakan proses dimana seorang individu mempengaruhi sekelompok individu untuk
mencapai suatu tujuan. Untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif, seorang
kepala sekolah harus dapat mempengaruhi seluruh warga sekolah yang dipimpinnya
melalui cara-cara yang positif untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah.
Secara sederhana kepemimpinan transformasional dapat diartikan sebagai proses
untuk mengubah dan mentransformasikan individu agar mau berubah dan
meningkatkan dirinya, yang didalamnya melibatkan motif dan pemenuhan kebutuhan
serta penghargaan terhadap para bawahan.
Tipe – Tipe Kepemimpinan
Kepemimpinan
merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan
mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau
keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai
tujuan organisasi atau kelompok.
Ada
6 tipe kepemimpinan yaitu :
1. Tipe
Demokratis
·
Dalam proses penggerakkan bawahan selalu
bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia adalah makhluk termulia di dunia
·
Selalu berusaha mensinkronisasikan
kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari
para bawahannya
·
Senang menerima saran, pendapat bahkan
kritik dari bawahannya
·
Selalu berusaha untuk menjadikan
bawahannya lebih sukses dari padanya.
·
Selalu berusaha mengutamakan kerjasama
dan kerja tim dalam usaha mencapai tujuan
·
Berusaha mengembangkan kapasitas diri
pribadinya sebagai pemimpin
·
Para bawahannya dilibatkan secara aktif
dalam menentukan nasib sendiri melalui peran sertanya dalam proses pengambilan
keputusan.
2. Tipe
pemimpin Otokratis
·
Menganggap organisasi sebagai milik
pribadi
·
Mengidentikan tujuan pribadi dengan
tujuan organisasi
·
Menganggap bawahan sebagai alat semata-
mata
·
Tidak mau menerima kritik, saran, dan
pendapat
·
Terlalu bergantung kepada kekuasaan
formalnya
·
Dalam tindakan penggerakannya sering
mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan punitif (bersifat
menghukum)
3. Tipe
Kharismatis
·
Hingga kini para pakar belum berhasil
menemukan sebab- sebab mengapa seorang pemimpin memiliki kharisma, yang
diketahui adalah bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat
besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat
besar. Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seorang menjadi
pemimpin yang kharismatis, maka sering dikatakan bahwa pemimpin yang demikian
diberkahi dengan kekuatan gaib
4. Tipe
Militeristis
·
Sering mempergunakan sistem perintah
dalam menggerakkan bawahannya
·
Senang bergantung pada pangkat dan
jabatan dalam menggerakkan bawahannya
·
Senang kepada formalitas yang berlebih-
lebihanMenuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan
·
Sukar menerima kritikkan dari bawahan
·
Menggemari upacara- upacara untuk
berbagai acara dan keadaan.
5. Tipe
Maternalistis
·
Menganggap bawahannya sebagai manusia
yang tidak dewasa
·
Bersikap terlalu melindungi
·
Jarang memberikan kesempatan kepada
bawahannya untuk mengambil keputusan dan inisiatif
·
Jarang memberikan kesempatan kepada
bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya
·
Sering bersikap maha tahu.
6. Tipe
Laissez faire
·
Dalam memimpin organisasi biasanya
mempunyai sikap yang permisif, dalam arti bahwa para anggota organisasi boleh
saja bertindak sesuai dengan keyakinan dan hati nurani, asal kepentingan
bersama tetap terjaga dan tujuan organisai tetap tercapai.
·
Organisasi akan berjalan lancar dengan
sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang- orang yang sudah
dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran yang
dicapai, dan tugas yang harus dilaksanakan oleh masing- masing anggota.
·
Seorang pemimpin yang tidak terlalu
sering melakukan intervensi dalam kehidupan organisasional.
·
Seorang pemimpin yang memiliki peranan
pasif dan membiarkan organisasi berjalan dengan sendirinya
Gaya Kepemimpinan
1. Gaya
Kepemimpinan Otokratis
Gaya
ini kadang-kadang dikatakan kepemimpinan terpusat pada diri pemimpin atau gaya
direktif. Gaya ini ditandai dengan sangat banyaknya petunjuk yang datangnya
dari pemimpin dan sangat terbatasnya bahkan sama sekali tidak adanya peran
serta anak buah dalam perencanaan dan pengambilan keputusan. Pemimpin secara
sepihak menentukan peran serta apa, bagaimana, kapan, dan bilamana berbagai
tugas harus dikerjakan. Yang menonjol dalam gaya ini adalah pemberian perintah.
Pemimpin otokratis adalah seseorang yang memerintah dan menghendaki kepatuhan.
Ia memerintah berdasarkan kemampuannya untuk memberikan hadiah serta
menjatuhkan hukuman. Gaya kepemimpinan otokratis adalah kemampuan mempengaruhi
orang lain agar bersedia bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan dengan cara segala kegiatan yang akan dilakukan semata-mata
diputuskan oleh pimpinan.
2. Gaya
Kepemimpinan Demokratis
Gaya
kepemimpinan demokratis adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia
bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagai
kegiatan yang akan dilakukan ditentukan bersama antara pimpinan dan bawahan. Gaya
ini kadang-kadang disebut juga gaya kepemimpinan yang terpusat pada anak buah,
kepemimpinan dengan kesederajatan, kepemimpinan konsultatif atau partisipatif.
Pemimpin kerkonsultasi dengan anak buah untuk merumuskan tindakan keputusan
bersama.
3. Gaya
Kepemimpinan Delegatif
Gaya
Kepemimpinan delegatif dicirikan dengan jarangnya pemimpin memberikan arahan,
keputusan diserahkan kepada bawahan, dan diharapkan anggota organisasi dapat
menyelesaikan permasalahannya sendiri (MacGrefor, 2004). Gaya Kepemimpinan
adalah suatu ciri khas prilaku seorang pemimpin dalam menjalankan tugasnya
sebagai pemimpin. Dengan demikian maka gaya kepemimpinan seorang pemimpin
sangat dipengaruhi oleh karakter pribadinya. Kepemimpinan delegatif adalah
sebuah gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh pimpinan kepada bawahannya yang
memiliki kemampuan, agar dapat menjalankan kegiatannya yang untuk sementara
waktu tidak dapat dilakukan oleh pimpinan dengan berbagai sebab. Gaya
kepemimpinan delegatif sangat cocok dilakukan jika staf yang dimiliki memiliki
kemampuan dan motivasi yang tinggi. dengan demikian pimpinan tidak terlalu
banyak memberikan instruksi kepada bawahannya, bahkan pemimpin lebih banyak
memberikan dukungan kepada bawahannya.
4. Gaya
Kepemimpinan Birokratis
Gaya
ini dapat dilukiskan dengan kalimat “memimpin berdasarkan peraturan”. Perilaku
pemimpin ditandai dengan keketatan pelaksanaan prosedur yang berlaku bagi
pemipin dan anak buahnya. Pemimpin yang birokratis pada umumnya membuat
keputusan-keputusan berdasarkan aturan yang ada secara kaku tanpa adanya
fleksibilitas. Semua kegiatan hampir terpusat pada pimpinan dan sedikit saja
kebebasan orang lain untuk berkreasi dan bertindak, itupun tidak boleh lepas
dari ketentuan yang ada.
5. Gaya
Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian
Adalah
gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari
dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab
dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya
melaksanakan tugas yang telah diberikan.
Tipe
kepemimpinan yang otoriter biasanya berorientasi kepada tugas. Artinya dengan
tugas yang diberikan oleh suatu lembaga atau suatu organisasi, maka
kebijaksanaan dari lembaganya ini akan diproyeksikan dalam bagaimana ia
memerintah kepada bawahannya agar kebijaksanaan tersebut dapat tercapai dengan
baik. Di sini bawahan hanyalah suatu mesin yang dapat digerakkan sesuai dengan
kehendaknya sendiri, inisiatif yang datang dari bawahan sama sekali tak pernah
diperhatikan.
6. Gaya
Kepemimpinan Jokowi
Gaya
komunikasi politik Jokowi berhasil melunakkan para elit politik dari kalangan
koalisi Merah Putih.
Itu
pertanda bahwa presiden ketujuh itu memiliki gaya kepemimpinan tersendiri dalam
melakukan terobosan politik," kata pengamat antropologi politik dari
Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, Mahyudin Damis.
7. Gaya
Kepemimpinan Ir. Soekarno
Gaya
kepemimpinan yg diterapkan oleh Ir. Soekarno berorientasi pada moral dan etika
ideologi yang mendasari negara atau partai, sehingga sangat konsisten dan
sangat fanatik, cocok diterapkan pada era tersebut. Sifat kepemimpinan yg jg
menonjol dan Ir. Soekarno adalah percaya diri yang kuat, penuh daya tarik,
penuh inisiatif & inovatif serta kaya akan ide dan gagasan baru. Sehingga
pada puncak kepemimpinannya, pernah menjadi panutan dan sumber inspirasi
pergerakan kemerdekaan dari bangsa-bangsa Asia dan Afrika serta pergerakan
melepas ketergantungan dari negara-negara barat (Amerika dan Eropa).
Terori Yang Mendasari Kepemimpinan
1. Teori
Sifat
Teori
ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin
ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu.
Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan
bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan
oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan kemampuan pribadi yang dimaksud adalah
kualitas seseorang dengan berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri di dalamnya.
Ciri-ciri ideal yang perlu dimiliki pemimpin menurut Sondang P Siagian
(1994:75-76) adalah:
pengetahuan
umum yang luas, daya ingat yang kuat, rasionalitas, obyektivitas, pragmatisme,
fleksibilitas, adaptabilitas, orientasi masa depan sifat inkuisitif, rasa tepat
waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri relevansi, keteladanan, ketegasan,
keberanian, sikap yang antisipatif, kesediaan menjadi pendengar yang baik,
kapasitas integratif; kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang, analitik, menentukan
skala prioritas, membedakan yang urgen dan yang penting, keterampilan mendidik,
dan berkomunikasi secara efektif. Walaupun teori sifat memiliki berbagai
kelemahan (antara lain : terlalu bersifat deskriptif, tidak selalu ada
relevansi antara sifat yang dianggap unggul dengan efektivitas kepemimpinan)
dan dianggap sebagai teori yang sudah kuno, namun apabila kita renungkan
nilai-nilai moral dan akhlak yang terkandung didalamnya mengenai berbagai
rumusan sifat, ciri atau perangai pemimpin; justru sangat diperlukan oleh
kepemimpinan yang menerapkan prinsip keteladanan.
2. Teori
Perilaku
Dasar
pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu
ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan.
Dalam hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi perilaku:
·
Konsiderasi dan struktur inisiasi
Perilaku
seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan memiliki ciri ramah tamah,mau berkonsultasi, mendukung,
membela, mendengarkan, menerima usul dan memikirkan kesejahteraan bawahan serta
memperlakukannya setingkat dirinya. Di samping itu terdapat pula kecenderungan
perilaku pemimpin yang lebih mementingkan tugas organisasi.
·
Berorientasi kepada bawahan dan produksi
perilaku pemimpin yang
berorientasi kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada hubungan
atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan
serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan. Sedangkan
perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi memiliki kecenderungan
penekanan pada segi teknis pekerjaan, pengutamaan penyelenggaraan dan
penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan.
3. Teori
Situasional
Keberhasilan
seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh ciri kepemimpinan
dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan
dan situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu
dan ruang. Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan
tertentu menurut Sondang P. Siagian (1994:129) adalah
·
Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas
·
Bentuk dan sifat teknologi yang
digunakan
·
Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan
·
Norma yang dianut kelompok
·
Rentang kendali
·
Ancaman dari luar organisasi
·
Tingkat stress
·
Iklim yang terdapat dalam organisasi
Penjelasan Memimpin Organisasi
Pengertian Kepemimpinan Dalam
Organisasi
Kepemimpinan
berasal dari kata bahasa inggris, yaitu leadership. Menurut Tikno Lensufie,
Kepemimpinan memiliki arti luas, meliputi ilmu tentang kepemimpinan, teknik
kepemimpinan, seni memimpin, ciri kepemimpinan, serta sejarah kepemimpinan.
Kepemimpinan
bukan berarti memimpin orang untuk sesaat (insidental) seperti memimpin upacara
bendera, memimpin paduan suara dan sebagainya. Tapi kepemimpinan lebih kepada
seseorang yang memimpin suatu organisasi atau institusi.
Tikno
Lensufie dalam bukunya yang berjudul “Leadership untuk Profesional dan
Mahasiswa” memberikan pengertian pemimpin sebagai seseorang yang mampu
menggerakkan pengikut untuk mencapai tujuan organisasi.
Komponen – Komponen Kepemimpinan
Dalam Organisasi
Seperti
disebutkan diatas, pemimpin adalah orang yang mampu menggerakkan pengikut.
Artinya, pemimpin tidak berdiri dan bekerja sendiri, tetapi membutuhkan hal-hal
lain yang masuk dalam komponen kepemimpinan:
·
Pemimpin, yaitu orang yang mampu
menggerakkan pengikut untuk mencapai tujuan organisasi. Pemimpin harus
mempunyai visi, spirit, karakter, integritas, dan kapabilitas yang tinggi.
·
Kemampuan menggerakkan. Yaitu bagaimana
pemimpin menggerakkan pengikutnya untuk mencapai tujuan organisasi
·
Pengikut. yaitu orang-orang yang berada
dibawah otoritas atau jabatan seorang pemimpin.
·
Tujuan yang baik, yaitu apa yang ingin
dicapai oleh organisasi tersebut.
·
Organisasi, yaitu wadah atau tempat
kepemimpinan berada.
Referensi
:
http://belajarpsikologi.com/pengertian-kepemimpinan-menurut-para-ahli/
http://id.wikipedia.org/wiki/Kepemimpinan
http://www.cicikresticonsultant.com/tipe-kepemimpinan/
https://latansablog.wordpress.com/2011/11/24/tipe-tipe-kepemimpinan/
http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2014/04/16/gaya-gaya-kepemimpinan-649412.html
http://www.ut.ac.id/html/suplemen/adpu4334/w2_3_1_1.html
http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/14/10/20/ndqdqd-gaya-kepemimpinan-jokowi-bawa-terobosan-politik
http://www.thecrowdvoice.com/post/gaya-kepemimpinan-irsoekarno-16059190.html
http://www.manajemenperusahaan.com/pengertian-kepemimpinan-dalam-organisasi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar