KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan kasih-Nya sehingga karya ilmiah ini dapat kami
selesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini penulis susun untuk tugas mata kuliah Ilmu Sosial Dasar
( ISD ) yang akan diserahkan tanggal 25 November 2013.
Makalah ini dapat saya susun berkat bantuan dan kerja sama yang baik
antara berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya kalau saya
mengucapkan terima kasih kepada :
Yth. Bapak M. Burhan Amin, selaku dosen Ilmu Sosial Dasar ( ISD )
sekaligus pembimbing dalam penulisan makalah ini. Berkat petunjuk dan bimbingan
beliau, segala kesulitan penulis dapat diatasi;,
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun akan penulis terima dengan
tangan terbuka.
Bekasi, 25 November 2013
Penyusun
I
DAFTAR ISI
PERNYATAAN
Kata
Pengantar......................................................................... I
Daftar
Isi.................................................................................. II
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar
Belakang................................................................... 1
1.2 Tujuan................................................................................ 1
1.3
Sasaran............................................................................... 2
BAB II PERMASALAHAN
2.1 Kekuatan (strength)
.......................................................... 3
2.2 Kelemahan (weakness)...................................................... 3
2.3 Peluang
(opportunity)........................................................ 3
2.4 Tantangan/hambatan
(threats)............................................ 4
Bab III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
3.1
Kesimpulan........................................................................ 5
3.2
Rekomendasi...................................................................... 5
REFERENSI
II
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengemis pada umumnya dilakukan oleh
seseorang yang membutuhkan uang, makanan, tempat tinggal atau hal lainnya dari
orang yang mereka temui dengan meminta. Umumnya di kota besar sering terlihat
pengemis meminta uang, makanan, atau benda lainnya. Pengemis sering meminta
dengan menggunakan gelas, kotak kecil, topi atau benda lainnya yang dapat
dimasukkan uang dan kadang-kadang mengunakan pesan seperti, “Tolong, aku tidak
punya rumah” atau “Tolonglah korban bencana ini”. Dengan muka memelas mereka
menyusuri jalan-jalan Jakarta yang berdebu. Menadahkan tangan meminta sedekah.
Sebagian tampil dengan anggota tubuh tak lengkap, sebaian lagi membawa bayi
mungil yang dekil dalam gendongan. Penampilan para pemgemis itu mengundang iba.
Selembar seribu atau dua ribuan dengan ikhlas direlakan para dermawan untuk
mereka.
1.2 Tujuan
Agar mendapatkan uang banyak dalam sehari,
terkadang pengemis mendapatkan uang sekitaran Rp 750 ribu hingga Rp 1 juta.
Ingin mempunyai rumah yang mewah dengan cepat yaitu dengan mengemis di
kota-kota besar seperti Jakarta. Penyebab terjadinya pengemis musiman adalah
akibat tidak meratanya pembangunan di daerah. Selain juga karena mental budaya
tidak mau bekerja keras. Ditambah kebiasaan orang kaya di indonesia yang gemar
member sedekah kepada kaum dhuafa. Wal hasil penghasilan pengemis musiman pun
bisa lebih besar dari minimum regional di Jakarta yang sebesar Rp 2,2 juta per
bulan. Apalagi Jakarta dianggap sebagai kota yang mudah untuk mencari duit oleh
sebagian orang dari kampung.
1
1.3 Sasaran
Kota-kota besar
seperti Jakarta yang dianggap sebagai tempat sarangnya duit. Untuk pengemisnya
ada anak-anak, orang tua, kakek-kakek nenek-nenek. Meraka biasanya mengemis
disaat bulan ramadhan yang banyak warga muslim indonesia yang sedang menjalani
ibadah dengan bersedekah dengan mereka. Tak jarang kita lihat para pengemis
disaat bulan ramadhan tambah banyak saja, meraka yang dating dari kampung
melihat kawan atau saudaranya yang telah duluan menjalani pekerjaan tersebut
yaitu pengemis musiman hal hasil mereka juga ikut-ikutan melakukan seperti itu.
Bukan Jakarta saja yang menjadi sasaran untuk menjadi pengemis musiman, yaitu
kota-kota besar seperti pekanbaru, setiap tahunnya banyak sekali
pengemis-pengemis sudah mulai terlihat disejumlah titik di pekanbaru saat bulan
suci ramadhan.
2
BAB II
PERMASALAHAN
Banyak permasalahan
terhadap pengemis musiman, dari menertibkan para pengemis dijalan, ke
pelosok-pelosok hingga ke manapun. Dan banyak sekali pengemis yang hanya
berpura-pura saja dengan keadaan mereka sebenarnya. Mereka tidak mau bekerja
keras mereka sudah tertanam jiwa pemalasnya.
2.1 Kekuatan (Stregth) Masalah Sosial Pengemis Musiman
Pada bulan ramadhan umat
muslim berlomba-lomba memperbanyak amal kebaikan termasuk bersedekah. Momentum
itu dimanfaatkan para pengemis untuk mendapatkan sedekah dengan mengemis. Pada
bulan ramadhan terutama menjelang akhir puasa, umat islam diwajibkan membayar
zakat fitrah dan zakat harta (maal). Zakat fitrah, diperuntukan bagi
orang-orang miskin termasuk para pengemis, momentum tersebut mereka manfaatkan.
Para pengemis menjadikan bulan ramadhan sebagai sarana untuk membolisir
pengemis dari kampung dengan menfasilitasi mereka datang ke Jakarta termasuk di
berbagai kota besar di jawa dan di luar jawa untuk mengemis.
2.2 Kelemahan (weaknees) Masalah Sosial Pengemis Musiman
Selalu diincar saat penertiban pada saat
pemerintah ingin menghapuskan pengemis dijalanan, berpanas-panasan demi
mendapatkan uang yang hasil dari meminta-minta. Menjadikannya manusia yang
lemah dimata orang yang melihat dan menjadikan bahan ejekan bila masyarakat
tahu bahwa pengemis musiman tidak seburuk keadaan yang mereka lihat dijalan
dengan keadaan sebenarnya. Selalu menanamkan pikiran yang malas dan tidak
mempunyai jiwa yang mau bekerja keras.
2.3 Peluang (opportunity) Kebuayaan citra kepribadian suatu bangsa
Bisa mendapatkan uang dengan cepat tanpa harus
bekerja keras hanya dengan meminta-minta saja pengemis musiman bisa
menghasilkan uang yang cukup lumayan. Mendapatkan belas kasih disetiap orang
yang melihat, menjadikannya menjadi mudah dan selalu dibuat menjadi sangat
mudah hingga mereka bermalas-malasan saja dengan apa yang mereka kerjakan.
Mendapatkan kekayaan tanpa harus bekerja keras dan saat pulang kekampung
membawa uang yang banyak tanpa harus bekerja keras.
3
2.4 Tantangan (Threat) Kebuayaan citra kepribadian suatu bangsa
Selalu dikejar-kejar pengamanan atau penertiban
kota, selalu menjadi bulan-bulanan satpol pp saat bertugas, menjadikannya
sasaran utama saat para aparat keamanan bertugas menertibkan tampat-tempat
umum. Dan harus berpanas-panasan dijalan untuk mendapatkan uang dari seseorang
yang melihat dan merasa iba dengan mereka. Mendapatkan perilaku yang kurang
baik terhadap masyarakat yang tahu bahwa mereka hanya pengemis musiman.
4
BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
3.1 Kesimpulan
Bahwa pengemis musiman mendepatkan penghasilan yang lebih dari upah
minimum. mendapatkan kehidupan yang mudah membuat mereka malas dan tidak mau
bekerja dengan kerja keras, membuat mereka selalu berfikiran bahwa mengemis itu
adalah jalan terakhir untuk mendapatkan penghasilan mereka supaya mereka bisa
tetap hidup.
3.2 Rokemendasi
a)
Pada saat bulan ramadhan umat
muslim berlomba-lomba mendapatkan amal kebaikan termasuk bersedekah, membuat
para pengemis memanfaatkannya itu.
b)
Selalu mendapatkan uang dengan
mudah tanpa harus bekerja keras.
c)
Mendapatkan uang dengan cepat
tanpa harus bekerja dengan keras dan selalu mendapatkan belas kasihan dari
orang-orang yang melihat.
d)
Mendapatkan perilaku yang baik
dari pemerintah supaya terjadi kenyamanan untuk Negara.
5
REFERENSI
-http://musniumar.wordpress.com
-http://merdeka.com
-http://Wikipedia.org
-http://dinggaspratama.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar